BAHASA MEGAWATI SOEKARNOPUTRI DALAM PIDATO HUT KE-50 PDI PERJUANGAN: KAJIAN PRAGMATIK
Keywords:
language, maxims, society, speech, polite, bahasa, maksim, masyarakat, pidato, santunAbstract
Abstrak
Pidato merupakan salah satu alat komunikasi penting yang harus disampaikan dengan jelas, terstruktur, dan santun agar pesan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran terhadap prinsip kesantunan berbahasa yang terdapat dalam pidato Megawati Soekarnoputri pada peringatan ke-50 tahun PDI Perjuangan, serta tanggapan masyarakat terhadap pidato tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tinjauan studi pragmatik. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, simak, catat, wawancara, dan transkripsi. Teknik analisis data menggunakan metode padan dan metode agih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Megawati mematuhi enam maksim kesantunan, dengan dominasi pada maksim kesimpatian, sementara pelanggaran paling banyak terjadi pada maksim kebijaksanaan. Penggunaan maksim kesimpatian yang dominan mencerminkan upaya Megawati untuk membangun hubungan emosional dan meraih simpati pendengar. Namun, minimnya pematuhan terhadap maksim kerendahan hati dan kedermawanan mengindikasikan adanya keseimbangan yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pesan yang lebih egaliter dan empatik. Pelanggaran yang terjadi terutama pada maksim kebijaksanaan menyoroti tantangan dalam menjaga keseimbangan antara menyampaikan pandangan tegas dan tetap menghormati pendengar. Tanggapan masyarakat mengenai pidato tersebut sangat beragam dari netral, positif, hingga negatif.
Kata Kunci: bahasa, maksim, masyarakat, pidato, santun.
Abstract
A clear, structured, and polite speech ensures that all listeners receive the message effectively. This study described the adherence to and violations of politeness principles in Megawati Soekarnoputri's speech during the 50th anniversary of the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) and the public's response to the speech. The research method used is qualitative-descriptive with a pragmatic study approach. Data collection included documentation, observation, note-taking, interviews, and transcription. The data analysis techniques employed are the matching method and the distributional method. The results show that Megawati adheres to six politeness maxims, with a dominant focus on the sympathy maxim, while the most frequent violations occur in the wisdom maxim. The dominant use of the sympathy maxim reflects Megawati's efforts to build emotional connections and gain the audience's sympathy. However, the minimal adherence to the humility and generosity maxims indicates a need to balance a more egalitarian and empathetic message. The violations, particularly in the wisdom maxim, highlight the challenges in maintaining a balance between delivering assertive viewpoints and respecting the audience. Public responses to the speech were highly varied, ranging from positive, neutral, or negative.
Keywords: language, maxims, society, speech, polite.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mengirimkan naskahnya pada Jubindo telah memahami ketentuan yang berlaku pada jurnal ini. Jika naskah tersebut diterbitkan, hak cipta artikel itu akan diserahkan kepada Jubindo dan Universitas Timor sebagai penerbit jurnal tersebut.
Hak cipta ini meliputi hak eksklusif untuk mereproduksi dan menyiarkan artikel dalam berbagai bentuk media. Reproduksi sebagian atau keseluruhan isi jurnal ini dan segala yang melekat padanya haruslah dengan seizin Jubindo dan Universitas Timor.
Jubindo dan Universitas Timor, Dewan Editor, dan Reviewer berusaha menjamin agar tidak terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam penyajian data dan pernyataan yang dikutip pada jurnal. Dalam hal naskah yang termuat berisi penghargaan pada pihak-pihak tertentu sebagai donatur atau sponsor, itu merupakan bagian yang terpisah dari Jubindo dan menjadi kepentingan penulis dengan pihak sponsor.
Semua artikel yang dimuat dalam jurnal ini bersifat Open Access dan bebas dibaca, diunduh, dan disebarluaskan oleh para pembaca selama tidak mengabaikan lisensi yang diacu oleh Jubindo: yaitu http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0