FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KABUNA KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU
DOI:
https://doi.org/10.32938/jsk.v3i01.911Keywords:
Faktor resiko, StuntingAbstract
Latar belakang: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh balita akibat dari kekurangan gizi kronis dan paparan infeksi berulang terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Kabuna Kecamatan kakuluk Mesak Kabupaten Belu. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitan ini adalah ibu balita stunting dan balita stunting dengan menggunakan total sampling sebanyak 62 ibu. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Pengambilan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian diperoleh kejadian stunting pada balita disebabkan oleh karateristik sosial ekonomi keluarga dengan p value untuk semua faktor resiko <0,05, pola asuh keluarga juga merupakan faktor resiko kejadian stunting pada balita dengan p value untuk semua faktor resiko <0,05. Untuk karateristik perawatan kesehatan keluarga, yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita adalah riwayat BBLR dan sanitasi lingkungan dengan p value <0,05 sedangkan yang tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita adalah frekuensi kunjungan posyandu, status imunisasi dasar dan riwayat penyakit infeksi diare dan ISPA dengan p value >0,05. Simpulan: ada hubungan yang signifikan antara karateristik sosial ekonomi keluarga, pola asuh, BBLR dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu.
References
Andini, V., Maryanto, S., & Mulyasari, I. 2020. Hubungan Panjang Badan Lahir, Berat Badan Lahir Dan Pemberian ASI Esklusif terhadap Kejadian Pada Baduta Usia 7-24 Bulan Di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Jurnal Gizi dan Kesehata, 12(27), 49-58.
Apriluana, G., & Fikawati, S. 2018. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247-256.
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). Pustaka Kesehatan, 3(1), 163-170.
Asiyah, S., Rahayu, D. E., & Isnaeni, W. D. N. 2017. Perbandingan Efek Suplementasi Tablet Tambah Darah Dengan Dan Tanpa Vitamin C Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Usia kehamilan 16- 32 Minggu Di Desa Keniten Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 76-81.
Engle, P. L., Menon, P., & Haddad, L. 1997. Pemantauan pertumbuhan balita. Care and nutrition. Jakarta: Concept and Measurement International Food Policy Research Institut.
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar TAHUN 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2019. Profil statistik Kesehatan 2019. Jakarta Budiman, A. R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika.
Candra, A. 2013. Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 th. Diponegoro Journal of Nutrition and Health, 1(1), 89913
Depkes RI 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI
Destiadi, A., Nindya, T. S., & Sumarmi, S. 2015. Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 3–5 Tahun. Media Gizi Indonesia, 10(1), 71-75.
Diana, F. M. 2006. Hubungan pola asuh dengan status gizi anak batita di Kecamatan Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang tahun 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 19-23.
Dinas Kesehatan Kabupaten Belu. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Belu. Dinas Kesehatan Kabupaten Belu. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Belu.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperwatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke 5. Jakarta. EGC
Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutritional Assesment. New York: Oxford University Press,Inc.
Gizi &FKM UI. 2008. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja grafindo Persada
Hastono S. P. 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Jakarta
Henningham,. Mcgregor,. 2008. Public Health Nutrition. Jakarta: EGC
Herawati, H., Anwar, A., & Setyowati, D. L. 2020. Hubungan Sarana Sanitasi, Perilaku Penghuni, dan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) oleh Ibu dengan Kejadian Pendek (Stunting) pada Batita Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Baru, Samarinda. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 19(1), 7-15.
Hestuningtyas, T. R., & Noer, E. R. 2014. Pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap, praktik ibu dalam pemberian makan anak, dan asupan zat gizi anak stunting usia 1-2 tahun di kecamatan semarang timur (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Khasanah, D. P., Hadi, H., & Paramashanti, B. A. 2016. Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 4(2), 105-111.
Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan transmigrasi. 2017. Buku Saku Dalam Penanganan Stunting. Jakarta
Kepmenkes RI. No: 20/Menkes/SK/VIII/2002. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kepmenkes: Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2016. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan
Kemenkes RI. 2017. Profil kesehatan Indonesia 2016. Kepmenkes: Jakarta Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI: Jakarta
Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari, H. P. 2015. Model pengendalian faktor risiko stunting pada anak bawah tiga tahun. Kesmas: National Public Health Journal, 9(3), 249-256.
Maxwell. S. 2011. Modulle 5: Cause of Malnutrition. 2 :41-47
Mentari, S., & Hermansyah, A. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 1-5.
Narendra, M B. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto Ni’mah, K., &
Nadhiroh, S. R. 2015. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia, 10(1), 13-19.
Notoadmojo. S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan: pedoman Skripsi, Tesis, Olah Instrumen Penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Oktarina, Z., & Sudiarti, T. 2014. Faktor risiko stunting pada balita (24—59 bulan) di sumatera. Jurnal gizi dan pangan, 8(3), 177-180
Permata. Y. L. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau Bogor, Maret 2008 (SKRIPSI). Jakarta: FK UI
Ramli A.K.E., Inder, K.J., Bowe, S.J., Jacobs, J., dan Dibley, M.J. 2009. Prevalence and Risk Factors for Stunting and Severe Stunting Among Under Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediatric 9:64.
Persagi. 2018. Stop Stunting Dengan Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus
Pormes, W. E., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. 2014. Hubungan pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun di TK Malaekat Pelindung Manado. Jurnal Keperawatan, 2(2).
Sari, P. N., & Sumarmi, S. 2017. Perbedaan Pola Pemberian Makan Batita Diasuh Ibu Dan Selain Ibu. Amerta Nutrition, 1(2), 98-104.
Sastroasmoro S & Ismail. S 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Ed. 2. Jakarta: Sagung Seto
Sebataraja, L. R., Oenzil, F., & Asterina, A. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Padang Lisbet Rimelfhi Sebataraja. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2).
Semba R. D & M. W Bloem. 2001. Nutrition and Health In Developing Countries. New Jersey: Humana Press
Setiadi.2008. Keperawatan keluarga. Jakarta:EGC
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. (Jurnal) Kesehatan Andalas, 7(2), 275-284.
Siregar. S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: EGC
Solin, A. R., Hasanah, O., & Nurchayati, S. 2019. Hubungan Kejadian Penyakit Infeksi Tehadap Kejaidan Stunting pada Balita 1-4 Tahun. JOM FKp, 6(1).
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suhartono, S. 2008. Wawasan Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Sulastri, D. 2012. Faktor determinan kejadian stunting pada anak usia sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 36(1), 39-50.
Sulistyorini. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Jogjakarta: Nuha Medika Supariasa . 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
............ 2012. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Terbitan pertama, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Swathma, D., Lestari, H., & Ardiansyah, R. T. 2017. Analisis Faktor Risiko BBLR, Panjang Badan Bayi Saat Lahir dan Riwayat Imunisasi Dasar terhadap Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota kendari Tahun 2016. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat), 1(3).
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/ Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Sekertariat Wakil Presiden Republik Indonesia
Wawan & Dewi. 2010. Teori Dan Pengukuran Dan Sikap Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Yimer. 2000. Malnutrition among children in Southern Ethiopia: Levels and risk factors. Ethiopian Journal of health Development.
Zahro N. 2018. Pola Asuh Dalam Keluarga. Kompas,6 Juli
Additional Files
Published
Issue
Section
License
This journal lisence You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.