PENYEBAB STRESS (STRESSOR) PADA KORBAN BENCANA: SYSTEMATIC REVIEW

Authors

  • Imelda Manek Laku Universitas Timor

DOI:

https://doi.org/10.32938/jsk.v3i01.936

Keywords:

Stres, stressor, korban bencana

Abstract

Latar Belakang : Bencana dapat memiliki dampak besar, jangka panjang pada orang, keluarga dan masyarakat. Rangkaian bencana alam yang terjadi di dunia telah menelan ratusan korban meninggal, hilang, maupun luka-luka. Kerugian material dan immaterial yang besar berdampak pada kesehatan somatic dan psikis.  Permasalahan psikologis ini dapat muncul sesaat setelah bencana terjadi, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun setelah bencana berlalu, yang sering disebut Stres pasca tauma atau posttraumatic stress disorder (PTSD). Beragam stressor dicuragi sebagai penyebab PTSD, bukan hanya stressor primer melainkan stressor sekunder lainnya yang timbul akibat bencana maupun kondisi ekstrem sehingga penting untuk mengenal stressor yang jelas pada kondisi bencana  agar membantu untuk memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh individu. Tujuan: mengelompokan penyebab stress atau stressor akibat bencana. Methode: Sistematik review ini dimulai dengan mengidentifikasi literatur pada artikel ilmiah yang telah dipublikasikan antara tahun 2009-2019 di  dua database yaitu ProQeust dan pubmed serta pencarian den google scholar. Seleksi dilakukan dengan PRISMA flow- diagram dan lakukan dikritik dengan JBI tool. Setelah diperoleh 6 artikel yang relevan untuk dianalisis menjadi sistematik review. Hasil: Berdasarkan riview literature pada 6 artikel, penulis membuat beberapa katergori stressor yaitu, hilanganya dukungan social, perubahan komposisi keluarga, kerusakkan sumber daya fisik, kondisi ekonomi, kondisi stress anak, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan factor nilai dan budaya (Isu makhluk halus). Kesimpulan: pengelompokan stressor yang tepat memudahkan tenaga kesehatan maupun perawat dalam menilai stressor yang berdampak pada pemberian intervensi yang tepat pada para korban bencana.

References

Anam, Agus Khoirul, Martiningsih, Wiwin, & Ilus. (2016). Post–Traumatic Stress Dissorder Pada Penyintas Erupsi Gunung Kelud Berdasarkan Impact Of Event Scale-Revised (Ies-R) Di Dukuh Kali Bladak Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, 3(1).

AnnetteM.LaGreca, et al. (2013). Children's risk and resilience following a natural disaster: Genetic vulnerability, posttraumatic stress,and depression. Journal ofAffectiveDisorders.

Jose, J et al. (2005). Disaster and Mental Health. England Wiley.

Kilmer, Ryan P., & Gil-Rivas, Virginia. (2010). Responding to the Needs of Children and Families After a Disaster: Linkages Between Unmet Needs and Caregiver Functioning. American Journal of Orthopsychiatry, 30(1).

Meidiana Dwidiyanti, dkk. (2018). Gambaran Risiko Gangguan Jiwa pada Korban Bencana Alam Gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat. Journal of Holistic Nursing And Health Sience, 1(2).
Overstreet, Stacy, Salloum, Alison, & Badour, Christal. (2010). A school-based assessment of secondary stressors and adolescent mental health 18 months post-Katrina. Journal of School Psychology.

Sarah Lock, et al. (2012). Secondary stressors and extreme events and disasters: A systematic review of primary research from 2010-2011. PLOS Currents Disasters.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC.

Thoresen, et al. (2018). Long-term mental health and social support in victims of disaster: comparison with a general population sample. BJPsych Open. doi: 10.1192/bjo.2018.74

Wardani, Ahmad dan. (2014). The effect of fundamental factors to devindend policy: Evidance in Indonesia shock exchange.

Downloads

Published

2021-02-15