KEARIFAN LOKAL DALAM LIRIK LAGU MINAHASA “OPO’ WANA NATASE”

(Suatu Sumbangan Pelestarian Budaya di Era Revolusi Industri 4.0)

  • Romika ika nainggolan
Keywords: revolusi industry 4.0, nilai budaya, kearifan lokal, Opo Wana Natase, model PAILKEM, blended learning.

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperkenalkan kearifan lokal di Minahasa melalui lirik lagu “Opo’ Wana natase”. Kearifan lokal yang diemban Lagu “Opo’ Wana natasedapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter dan pembelajaran bahasa daerah yang tak dapat dibelajarkan oleh mesin-mesin digital yang melanda Revolusi Industri 4.0. Revolusi 4.0 telah memandang teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas (borderless). Era ini telah  mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan humaniora, tanpa kecuali bidang pendidikan. Metode yang  digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik simak, catat, dan analisis. Peneliti telah melakukan penelitian melalui model pembelajaran PAILKEM dan pembelajaran campuran (blended learning) pada siswa SMK Nusantara Tondano Minahasa. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Lirik lagu sebagai teks atau wacana dapat mencerminkan realitas kehidupan. Nilai-nilai tersebut diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertingkah laku sehari-hari dengan masyarakat setempat. Lirik lagu yang berjudul “Opo’ Wana natase”, merupakan lagu pujian kepada Tuhan /himne. Nilai-nilai budaya dalam lirik lagu ini mencakup: 1) kearifan lokal Minahasa yang dapat diangkat sebagai kearifan nasional (Pakatu’an Wo Pakalawiren, (berkatilah dengan umur panjang dan kesejahteraan) Si Toi Timou Tumou Tou, (manusia lahir untuk memanusiakan manusia lain). Nilai-nilai religi:Lagu “Opo’ Wana natase” bertemakan ketuhanan, karena lagu pujian orang-orang Minahasa ini menyiratkan keyakinan tentang adanya Tuhan Mahapencipta, Mahapengasih, dan Mahatahu akan segala sesuatu yang ada di dunia ini.3) Alam adalah sumber kehidupan manusia sebab itu hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan,  harus dijaga agar manusia Minahasa khususnya, manusia universal pada umumnya dapat hidup makmur dan damai.

References

Abu Ahmadi dan Noor S. MKDU Dasar – dasar Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1991)
Aminuddin, 2000.“Metode Kualitatif dalam Penelitian Bahasa dan Sastra”,dalam Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan sastra.” Malang: YA3,
Arifin, HM.2005.Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta, Bintang Bulan.
Arya, Putu,2003..Apresiasi Puisi dan Prosa, Ende Flores: Nusa Indah.
Daradjat, Zakiah. 1999. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental.
Drijarkara, 2002.Percikan Filsafat¬, Jakarta: Pembangunan.
Fairelough, N. 2005. Critical Discourse Analysis:The Ceitical Study of Language. London: Longman,
Graafland, N. 1991. Minahasa: Negeri, Rakyat dan Budayanya. Jakarta; PT Pustaka Utama Grafiti.
Hamad, 2000. Ibnu Perkembangan Analisis Wacana Ilmu Komunikasi, Sebuah Telaah Ringkas.Depok: Universitas Indonesia,
Harris, Marvin, 2009. Theories of Culture in Postmodern Times. New York: Altamira Press.
Kaemmer, John E. 2003 . Music in Human Life: Anthropological Prespectives on Music .
Austin: University of Texas Press.
Kartodirdjo, Sutomo, 1994.Kebudayaan Pembangunan dalam Persepektif Sejarah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Koentjaraningrat, 1994.Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat.1998.Masalah Kesukubangsaaan dan Integrasi Nasional.Jakarta: UI Press,
Letts Richard, The Protection and Promotion of Musical Diversity (Unesco, 2006),
Manuhutu, E. 1976.Timbulnya Kombinasi yang Harmonis antara Unsur-Unsur Kebudayaan
Minahasa dan Jawa sejak Abad XV, dalam Yapenra, nomor II tahun III Pebruari.
Masinambow, E.K.M. et. al., 1991.(Edit.) Si Tou Tomou Tumou Tou. Jakarta. : KKK Jakarta.
Moningka, J. Ch.,2001.Adat dan Kekristenan di Minahasa.Tomohon : Percetakan “Eben
Heazer”.
Saruan, J.M., 2009. Masa Awal Pertumbuhan Gereja.Tomohon.
Siwu, R.A.D., 2000. Kebenaran Memerdekakan: Etika Bermasyarakat, Berbudaya, dan
Beragama era Globalisasi.Tomohon.Lembaga Telaah Agama dan Kebudayaan (LETAK),
Tulaar, D.H., 2003.“Opoisme” :Teologi orang Minahasa. Tomohon : Lembaga Telaah Agama
dan Kebudayaan (LETAK),
Published
2020-02-28
How to Cite
ika, R. (2020). KEARIFAN LOKAL DALAM LIRIK LAGU MINAHASA “OPO’ WANA NATASE”. Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(3), 121-129. https://doi.org/10.32938/jbi.v4i3.389
Section
Articles