PKM Usaha Garam Briket di Kelompok Masmolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT
DOI:
https://doi.org/10.32938/bc.7.1.2024.92-99Keywords:
Briket, garam, manajemen, ekonomiAbstract
Penggunaan kayu bakar yang berlebihan berdampak buruk bagi lingkungan. Hasil sisa pembakaran berupa arang belum dimanfaatkan secara baik menjadi briket. Briket dapat menjadi pilihan bahan bakar produksi garam. Garam hasil produksi Kelompok Tani Masmolo adalah garam organik yang putih bersih namun belum mendapat sentuhan kemasan yang menarik. Hal ini diakibatkan oleh minimnya pemahaman terhadap pengelolaan paska produksi secara baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pelatihan dan praktek langsung pembuatan briket serta pelatihan desain dan pembuatan kemasan. Tujuan dilakukan kegiatan PKM yakni untuk mengedukasi petani mengenai pemanfaatan arang sebagai bahan baku pembuatan briket serta melatih keterampilan petani mendesain dan membuat kemasan secara baik dan menarik. Ukuran keberhasilan kegiatan dilakukan melalui uji pemahaman melalui sebaran kuisioner bagi setiap anggota tani dengan cara pemberian score pada setiap pertanyaan dari tahapan kegiatan yang diberikan. Berdasarkan hasil kegiatan diketahui secara umum petani memahami semua tahapan kegiatan yang diberikan Tim PKM. Hasil penerapan menunjukkan bahwa keunggulan menggunakan briket yakni produksi garam lebih cepat dimana 500 keping briket yang digunakan mampu memproduksi garam sebanyak 4 kali.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Semua artikel yang dimuat dalam jurnal ini bersifat Open Access dan bebas dibaca, diunduh, dan disebarluaskan oleh para pembaca selama tidak mengabaikan lisensi yang diacu oleh Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat: yaitu http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.